Jumat, 25 Januari 2013

Widuri sang gadis kecil

Aku Widuri umurku masih belia, aku dilahirkan oleh keluarga yang berkecukupan, kedua orang tuaku bekerja,pergi pagi dan pulang malam, sejak kecil aku hanya dirawat  oleh suster, bermain,belajar hanya bersama suster. Aku ingin ayah, aku ingin ibu, aku ingin mereka ada bersamaku, aku ingin dipangku,aku ingin dimanja,aku ingin mencurahkan seluruh perasaanku ke ayah bunda. Ayah kapan ayah membuatkan aku mainan dari kertas ini, Ibu aku rindu belaian hangat darimu. Aku sadar,mereka bekerja  untuk aku, untuk membahagiakanku.

Hari demi hari pun berlalu, aku hanya bisa melihat mereka hanya pada saat aku akan berangkat sekolah dan berpamitan kepada mereka. Hari ini pembagian nilai ujianku, alhamdulilah nilaiku 98,aku senang sekali pasti ayah ibuku juga senang.Mungkin inilah waktuku untuk mendapatkan sedikit perhatian dari mereka. Aku menanti Ayah dan Ibu pulang bekerja,ini kejutan buat mereka, pasti mereka bangga padaku. Berjam-jam ku tunggu didepan pintu, melihat dari jendela rumahku, hah akhirnya mereka pulang, aku sudah siapkan nilai ini untuk mereka, pintu pun dibuka perlahan oleh orang tuaku, mereka datang . Ayah,Ibu tadi ada pembagian nilai, aku mendapat skor 98 bagus kan ayah bagus kan ibu, bukan pujian yang aku terima, namun sebalikanya mereka memarahiku,aku dianggap tidak pintar,"nilai 98 saja kau sudah bangga,ini masih tidak ada apa-apanya" ujar ayahku. Sampai hati ayahku berbicara seperti itu, aku tidak dihargai sama sekali. Namun aku lega karena ibuku masih menanggapiku dengan senyuman manisnya. Sedih rasanya mendengar ayahku berbicara seperti itu,namun aku yakin ia pasti tetap menyayangiku, berarti aku harus mendapatkan nilai lebih dari sebelumnya.

Keesokan harinya aku ingin sekali bermain bersama mereka, aku ingin bertamasya ke taman.
Aku rindu kasih sayang ayah dan ibuku, sampai suatu ketika aku bertanya kepada ayahku,ayah dalam 1 bulan ayah bekerja mendapatkan berapa rupiah dari kantor ayah, ayahku menjawab " Kenapa kamu bertanya seperti itu nak?", " berapa ayah?" tanyaku . "Baiklah ayah akan memberi tahumu, ayah bekerja dalam waktu satu bulan mendapatankan upah Rp 3.000.000, memang ada apa ?" . "Kalau perhari berarti berapa yah,terus kalau perjamnya juga berapa yah?" tanyaku lagi. "Ya kalau sebulan saja Rp 3.000.000 dibagi 30 hari sehari ayah mendapat Rp 100.000, dan ayah bekerja sekitar  6 jam, berarti ayah mendapatkan Rp 6.000,- per jam". ujarnya kesal.
" Yah aku memiliki uang tabungan sebesar Rp 6.000,- aku minta waktu 1 jam saja dari ayah, nanti aku membayar sebesar Rp 6.000,- itu ke ayah, mau kan yah?" mintaku lirih.

Selang beberapa saat ayahku meneteskan air mata, ia meminta maaf kepadaku, karena ia tidak pernah punya waktu untukku. Ayah terima kasih sudah mengabulkan permintaanku, terima kasih tuhan kau telah mengetuk pintu hati ayahku.

Ayah Bunda Aku Mencintaimu








                                                                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar