JAKA
TARUB
Dahulu kala, hidup seorang pemuda tampan bernama
Jaka Tarub. Suatu ketika iya pergi berburu ke hutan. Setelah lama mencari tidak
ada satupun binatang yang dia jumpai.
Jaka Tarub :
“ Hari ini aku tidak berhasil mendapat buruan”
Tiba-tiba dia mendengar suara derai tawa perempuan
yang sedang asik bermain diTelaga.
Jaka Tarub : “Sepertinya aku
mendengar suara wanita dari arah telaga”
(Menuju arah telaga)
Benar saja pendengaran Jaka Tarub, ternyata di Telaga
itu ia melihat ada 7 orang gadis cantik yang sedang bermain air (mandi) dari
balik pohon. Dia terpesona dengan kecantikan mereka. Tidak jauh dari telaga ia
melihat selendang tergeletak disebuah batu. Dan tanpa pikir panjang ia
mengambil salah satu dari selendang itu dan menyembunyikannya..
Jaka
Tarub : “ Cantik-cantik sekali para wanita itu, akan
ku ambil dan kusembunyikan salah satu
selendang milik mereka” (dengan mengendap-endap mengambil selendang)
Tak terasa hari sudah menjelang sore, dan para
bidadari itu pun lekas bersiap-siap untuk pulang ke khayangan. Satu persatu
bidadari itu mengenakan selendang mereka masing-masing. Namun ada salah satu
bidadari tersebut merasa kehilangan selendangnya,ia mencari kemana-mana tapi
tidak ditemukan.
Bidadari
Tertua : “ Nimas,
ayo cepat naik kedarat,hari sudah menjelang sore. Kita harus segera kembali ke
khayangan”
Bidadari
Nawang Wulan : (Masih mencari selendangnya)
“ Selendangku tidak ada
,aku sudah mencarinya kemana-mana kak”. Katanya dengan lirih
Selang beberapa menit,keenam bidadari sudah lengkap
mengenakan selendangnya,kecuali Nawang Wulan.
Bidadari
Tertua :”Maaf adikku, hari sudah semakin sore dan hampir
gelap,kita harus kembali ke khayangan “ . Tegasnya
Bidadari
Nawang Wulan :”Maafkan aku
kak,aku tidak bisa ikut dengan kalian. Aku akan tinggal di tempat ini”. Dengan
berlinangan air mata
Bidadari
Tertua :”Baikalah
kalau itu keputusanmu,kami akan kembali ke khayangan tanpa kau adikku. Jaga
dirimu baik-baik”
Bidadari
Nawang Wulan :”Iya ,aku akan
berhati-hati”
Bidadari tertua bergegas pergi meninggalakan telaga
bersama bidadari lainnya menuju khayangan.
Nawang Wulan menangis sendirian meratapi nasibnya.
Tiba-tiba ada seorang pemuda menghampirinya dan menolong Nawang Wulan.
Jaka
Tarub : “
Sedang apa kau disini? Wanita secantik dirimu tidak aman berada di hutan ini”
Bidadari
Nawang Wulan :” Aku terserat,dan aku bingung harus
kemana”
Jaka Tarub :”Ikutlah denganku,rumahku tidak
jauh dari telaga ini”
Bidadari
Nawang Wulan : “ Aku percaya
padamu,kau orang baik. Baiklah aku akan ikut denganmu”
Selang beberapa bulan kemudian,Jaka Tarub menikahi
Nawang Wulan. Keduanya hidup berbahagia. Dan tak lama kemudia Nawang Wulan
melahirkan Nawangsih, anak mereka.
Hari demi hari mereka jalani hidup bersama,dan suatu
ketika Nawang Wulan ingin pergi kesungai. Sebelum pergi dia berpesan kepada
suaminya (Jaka Tarub).
Bidadari
Nawang Wulan :” Suamiku, aku
ingin pergi ke sungai. Tolong jangan kau membuka kukusan nasi ini sebelum aku
pulang kerumah”
Jaka
Tarub :
(Menganggukan kepala)
Setelah Nawang Wulan pergi, rasa penasaran Jaka
Tarub mucul. Ia penasaran dengan larangan istrinya itu. Dibukalah tutup kukusan
nasi tersebut. Setangkai padi tampak berada didalam kukusan. Dia baru
mengetahui bahwa istrinya dapat memasak setangkai padi menjadi satu nasi kukuan
penuh.
Saat Nawang Wulan pulang, ia membuka kukusan.
Setangkai padi masih tergolek didalamnya.
Bidadari
Nawang Wulan :” Pasti suamiku telah membuka kukusan ini. Dia tidak
mendengarkan laranganku”
Sejak saat itu kesaktian Nawang Wulan sirna, dan ia
pun harus menumbuk dan menampi beras untuk dimasak,seperti wanita umumnya.
Karena tumpukan padi berkurang,suatu waktu Nawang Wulan menemukan selendangnya.
Bidadari
Nawang Wulan :” Ini selendangku,jadi
selama ini suami yang telah berbohong kepadaku”
Nawang
Wulan masuk kedalam rumah dan menemui suaminya dengan rasa kecewa.
Bidadari
Nawang Wulan :”Suamiku, ada yang
ingin aku bicarakan”
Jaka
Tarub :”Silahkan
istriku,apa yang ingin kau katakan padaku?”
Bidadari
Nawang Wulan :”Aku menemukan
selendang ini di bawah tumpukan padi,aku akan kembali ke khayangan”
Jaka
Tarub :”Maafkan
aku istriku,aku telah berbohong padamu. Baiklah aku akan menuruti permintaanmu”
Bidadari
Nawang Wulan :” Kau tenang saja,
Nawangsih tetap ada dalam
perlindunganku. Buatkan dangau di sekitar rumah. Setiap malam letakan
Nawangsih disana,aku akan datang menyusuinya”
Kemudian Nawang Wulan terbang menuju khayangan. Jaka
Tarub menuruti semua pesan istrinya. Ia membuat dangau didekat rumahnya. Setiap
malam ia memandangi anaknya bermain-main dengan ibunya. Setelah Nawangsih
tertidur, Nawang Wulan kembali ke khayangan.
Bidadari Nawang Wulan :”Ibu akan selalu menjaga kalian walau dari kejauhan”
( Berkata pada Nawangsih yang ada
dipelukannya)
Demikian hal itu terjadi berulang-ulang hingga
Nawangsih besar. Walaupun demikian ,Jaka Tarub dan Nawangsih merasa Nawang
Wulan selalu menjaga mereka. Disaat keduanya mengalami kesulitan, bantuan akan
datang tiba-tiba. Konon itu adalah bantuan dari Nawang Wulan.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar