Selasa, 15 Januari 2013

Jaka Tarub


JAKA TARUB

Dahulu kala, hidup seorang pemuda tampan bernama Jaka Tarub. Suatu ketika iya pergi berburu ke hutan. Setelah lama mencari tidak ada satupun binatang yang dia jumpai.
Jaka Tarub                               : “ Hari ini aku tidak berhasil mendapat buruan”
Tiba-tiba dia mendengar suara derai tawa perempuan yang sedang asik bermain diTelaga.
Jaka Tarub                               : “Sepertinya aku mendengar suara wanita dari arah telaga”
                                                   (Menuju arah telaga)
Benar saja pendengaran Jaka Tarub, ternyata di Telaga itu ia melihat ada 7 orang gadis cantik yang sedang bermain air (mandi) dari balik pohon. Dia terpesona dengan kecantikan mereka. Tidak jauh dari telaga ia melihat selendang tergeletak disebuah batu. Dan tanpa pikir panjang ia mengambil salah satu dari selendang itu dan menyembunyikannya..
Jaka Tarub                              : “ Cantik-cantik sekali para wanita itu, akan ku ambil dan kusembunyikan salah satu   selendang milik mereka” (dengan mengendap-endap mengambil selendang)
Tak terasa hari sudah menjelang sore, dan para bidadari itu pun lekas bersiap-siap untuk pulang ke khayangan. Satu persatu bidadari itu mengenakan selendang mereka masing-masing. Namun ada salah satu bidadari tersebut merasa kehilangan selendangnya,ia mencari kemana-mana tapi tidak ditemukan.
Bidadari Tertua                        : “ Nimas, ayo cepat naik kedarat,hari sudah menjelang sore. Kita harus segera kembali ke khayangan”
Bidadari Nawang Wulan          : (Masih mencari selendangnya)
“ Selendangku tidak ada ,aku sudah mencarinya kemana-mana kak”. Katanya dengan lirih

Selang beberapa menit,keenam bidadari sudah lengkap mengenakan selendangnya,kecuali Nawang Wulan.   
Bidadari Tertua                        :”Maaf  adikku, hari sudah semakin sore dan hampir gelap,kita harus kembali ke khayangan “ . Tegasnya
Bidadari Nawang Wulan          :”Maafkan aku kak,aku tidak bisa ikut dengan kalian. Aku akan tinggal di tempat ini”. Dengan berlinangan air mata
Bidadari Tertua                        :”Baikalah kalau itu keputusanmu,kami akan kembali ke khayangan tanpa kau adikku. Jaga dirimu baik-baik”
Bidadari Nawang Wulan        :”Iya ,aku akan berhati-hati”
Bidadari tertua bergegas pergi meninggalakan telaga bersama bidadari lainnya menuju khayangan.
Nawang Wulan menangis sendirian meratapi nasibnya. Tiba-tiba ada seorang pemuda menghampirinya dan menolong  Nawang Wulan.
Jaka Tarub                                : “ Sedang apa kau disini? Wanita secantik dirimu tidak aman berada di hutan ini”
Bidadari  Nawang Wulan       :” Aku terserat,dan aku bingung harus kemana”
Jaka Tarub                               :”Ikutlah denganku,rumahku tidak jauh dari telaga ini”
Bidadari Nawang Wulan          : “ Aku percaya padamu,kau orang baik. Baiklah aku akan ikut denganmu”
Selang beberapa bulan kemudian,Jaka Tarub menikahi Nawang Wulan. Keduanya hidup berbahagia. Dan tak lama kemudia Nawang Wulan melahirkan Nawangsih, anak mereka.
Hari demi hari mereka jalani hidup bersama,dan suatu ketika Nawang Wulan ingin pergi kesungai. Sebelum pergi dia berpesan kepada suaminya (Jaka Tarub).

Bidadari Nawang Wulan          :” Suamiku, aku ingin pergi ke sungai. Tolong jangan kau membuka kukusan nasi ini sebelum aku pulang kerumah”
Jaka Tarub                                : (Menganggukan kepala)

Setelah Nawang Wulan pergi, rasa penasaran Jaka Tarub mucul. Ia penasaran dengan larangan istrinya itu. Dibukalah tutup kukusan nasi tersebut. Setangkai padi tampak berada didalam kukusan. Dia baru mengetahui bahwa istrinya dapat memasak setangkai padi menjadi satu nasi kukuan penuh.
Saat Nawang Wulan pulang, ia membuka kukusan. Setangkai padi masih tergolek didalamnya.

Bidadari Nawang  Wulan         :” Pasti suamiku telah membuka kukusan ini. Dia tidak mendengarkan laranganku”
Sejak saat itu kesaktian Nawang Wulan sirna, dan ia pun harus menumbuk dan menampi beras untuk dimasak,seperti wanita umumnya. Karena tumpukan padi berkurang,suatu waktu Nawang Wulan menemukan selendangnya.
Bidadari Nawang Wulan       :” Ini selendangku,jadi selama ini suami yang telah berbohong kepadaku”
Nawang Wulan masuk kedalam rumah dan menemui suaminya dengan  rasa kecewa.
Bidadari Nawang Wulan       :”Suamiku, ada yang ingin aku bicarakan”
Jaka Tarub                              :”Silahkan istriku,apa yang ingin kau katakan padaku?”
Bidadari Nawang Wulan       :”Aku menemukan selendang ini di bawah tumpukan padi,aku akan kembali ke khayangan”
Jaka Tarub                              :”Maafkan aku istriku,aku telah berbohong padamu. Baiklah aku akan menuruti permintaanmu”
Bidadari Nawang Wulan       :” Kau tenang saja, Nawangsih tetap ada dalam  perlindunganku. Buatkan dangau di sekitar rumah. Setiap malam letakan Nawangsih disana,aku akan datang menyusuinya”

Kemudian Nawang Wulan terbang menuju khayangan. Jaka Tarub menuruti semua pesan istrinya. Ia membuat dangau didekat rumahnya. Setiap malam ia memandangi anaknya bermain-main dengan ibunya. Setelah Nawangsih tertidur, Nawang Wulan kembali ke khayangan.
Bidadari Nawang Wulan        :”Ibu akan selalu menjaga kalian walau dari kejauhan”
                                                 ( Berkata pada Nawangsih yang ada dipelukannya)
Demikian hal itu terjadi berulang-ulang hingga Nawangsih besar. Walaupun demikian ,Jaka Tarub dan Nawangsih merasa Nawang Wulan selalu menjaga mereka. Disaat keduanya mengalami kesulitan, bantuan akan datang tiba-tiba. Konon itu adalah bantuan dari Nawang Wulan.

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar