Selasa, 06 Mei 2014

PERGI-PUISI

Yang telah pergi biarlah semua pergi
Yang telah hilang biar semua menghilang
Apapun itu..Inilah kisah hidup kita

Baik buruk hidup adalah anugerah
Jangan pernah menyesalinya
Hitam putih...
Cinta kasih...
Terimalah apa adanya...

BAB VI. PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA


BAB VI
(Pelaporan Keuangan Dan Perubahan Harga)

Definisi Perubahan Harga

Untuk memahami makna istilah perubahan harga (changing prices), harus dibedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya masuk dalam istilah perubahan harga itu.
a. Perubahan harga umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
b. Perubahan harga spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.

MENGAPA LAPORAN KEUANGAN MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN HARGA?

Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini mendistorsi :
(1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis,(2) anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan (3) data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
• Kenaikan dalam proporsi pajak
• Permintaan deviden lebih banyak dari pemegang saham.
• Permintaan gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
• Tindakan yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi  mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
1.      Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor ini
2.      Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
3.      Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut

Jenis Penyesuaian Inflasi
Penyesuaian tingkat harga umum (mata uang konstan biaya historis), yaitu umlah mata uang yang disesuaikan dengan perubahan tingkat harga (daya beli).
Penyesuaian biaya kini, yaitu pertama, aktiva dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan kompenen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.

SUDUT PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
AMERIKA SERIKAT

Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
2. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
3. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.

INGGRIS

Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.

Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.

Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu lingkungan yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga harus mengungkapkan :
a. Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan
b. Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
c. Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan
d. Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut

ISU-ISU MENGENAI INFLASI
Terdapat 4 isu akuntansi inflasi diantaranya :
a. Apakah dolar konstan atau biaya kini yang lebih baik mengukur pengaruh inflasi.
b. Perlakuan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian inflasi.
c. Akuntansi inflasi luar negeri.
d. Menghindari fenomena kejatuhan ganda.

DAFTAR PUSTAKA :

BAB V. TRANSLASI MATA UANG ASING


BAB V
(Translasi  Mata Uang Asing)

Alasan-Alasan Untuk Melakukan Translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memeungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistik atas operasi perusahaan, baik domestik dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang,yaitu:
a.       Fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan.
b.      Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian transalasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.
c.       Untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
d.      Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah.
Akhirnya, skala investasi internasional yang meluas meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu perusahaan yang berdomisili di suatu negara kepada pengguna di negara yang lain. Kebutuhan ini timbul pada saat suatu perusahaan bermaksud untuk mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri bermaksud untuk melakukan akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin mengkomunikasikan hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham asingnya.
Latar Belakang dan Terminologi
Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneterr, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung dengan membagi saldo mata uang asing dengan kuotasi tidak langsung. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot dan pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara asing sembari dalam kesempatan yang sama melindungi diri dari pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
Permasalahan
Jika kurs nilai tukar relatif stabil, translasi mata uang tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan inci atau kaki menjadi nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju menemukan nilainya secara bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Fluktuasi mata uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing. Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat inflasi lokal.
Pengaruh Alternatif Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Ketiga nilai tukar berikut dapat digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik, yaitu :
a.       Kurs kini (current), adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b.      Kurs historis (historical), adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik. Penggunaan kurs nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam ekuivalen dolar saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasiantar periode pelaporan. Penggunaan kurs kini menimbulkan terjadinya keuntungan atau kerugian translasi.
c.       Kurs rata-rata (avarage), adalah rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar historis.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang dibuat dalam mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan mata uang asing. Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang perusahaan pelapor. Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang pertama keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan pada saat penyelasian. Jenis kedua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.
Kurs nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan timbulnya beberapa isu utama dalam akuntansi untuk translasi mata uang asing:
1)      Kurs nilai tukar manakah yang harusnya digunakan untuk mentranslasikan saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik?
2)      Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang manakah yang beresiko terhadap perubahan nilai tukar?
3)      Bagaimana sebaiknya keuntungan dan kerugian translasi harus dicatat?
Transaksi Mata Uang Asing
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing.
FAS No. 25 merupakan pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang berisi :
a.       Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
b.      Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang telah terjadi ) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian dari transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan yang menyatakan bahwa pembedaan perlu dibuat antara keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan seperti itu tidak dapat diterapkan dalam praktik. Terdapat dua perlakuan akuntansi atas keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif tramnsaksi tunggal, penyesuaian niali tukar (baik yang sudah diselesaikan atau belum) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.
Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunkan berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode translasi ini dapat diklasifikasikan, yaitu:
a.       Metode Kurs Tunggal
Metode kurs tunggal, yang sudah lama popular di Eropa, menerapkan satu kurs nilai tukar yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang sing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian, untuk memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode ini, laporan keuangan sebuah operasi asing (yang dipandang oleh induk perusahaan sebagai perusahaan otonomi) memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya.
b.      Metode Moneter – Nonmoneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa, metode moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.
c.       Metode temporal
Dengan menggunakan metode temporal translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian uang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran.
Kurs Kini yang Tepat
Kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi mengacu pada historis dan kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini, harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa  alternative yang disarankan adalah: (1) kurs pembayaran deviden, (2) kurs pasar bebas, dan (3) kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor atau ekspor.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
a.       Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukan penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasi secara terpisah sebagai bagian ekuitas konsolidasi.       
b.      Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait.
c.       Penangguhan Parsial
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan. Meskipun terdengar konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
d.      Tidak Ditangguhkan
Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin, pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apa pun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.
Perkembangan Akuntansi Translasi
·         Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin (ARB No. 4) yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian bersih saling dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian translasi bersih diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan keuntungan translasi bersih ditangguhkan dalam akun penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
·         1965-1975
Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul Karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdsarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang utng diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Menstralasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.
·         1975-1981
Untuk mengakhiri keaneragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 dikritik karena menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan juga menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestic dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
·         1981-hingga kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya, dimana banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8 sehingga FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak ertemuan dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
Isi Standar No.52
Tujuan translasi menurut FAS No.52 berbeda secara substansial dari tujuan menurut FAS No.8. FAS No.8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dola AS. Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah, oleh kerana itu aturan translasinya dirancang untuk :
e.       Mencerminkan, didalam laporan keuangan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang diukur dalam mata uang primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi melakukan kegiatan usahanya (mata uang fungsionalnya-functional currency)
f.       Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.
Translasi Apablia Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang Fungsional
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini.keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi. Hal ini mempertahankan rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan keuangan dalam mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang digunakan yaitu :
g.      Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
h.      Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi, meskiun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
i.        Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebgai komponen terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
Translasi Apabila Dolar AS Merupakan Mata Uang Fungsional
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang sing diukur ulang ke dalam dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian transaksi yang berasal dari proses translasi dimasukan ke dalam penentuan laba berjalan. Secara khusus :
j.        Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos nonmoneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
k.      Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs niali tukar selama periode berjalan, kecuali untuk pos-pos nonmoneter yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
l.        Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang Fungsional
Suatu entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan akuntansinya apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan ke dalam dolar AS dengan menggunakan metode kurs kini.
Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi
Suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukan secara empiris. Alhasil, penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva nonmoneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pad dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresiasi yang juga lebih rendah.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penialian biaya historis yang digunakan dalam lporan keungan di AS. Solusinya, FAS No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu negara-negara  dengan tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga tahun).
Translasi Mata Uang Asing di Negara Lain
Kanada (CICA 1650), perbedaan untama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS No.52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada, keuntungan dan kerugian dari translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris (IAS 21), perbedaan utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Di Inggris, laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan FAS No.52, standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar nonomoneter untuk anak perusahaan di Negara-negara berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Jepang, akhir-akhir ini telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini di segala keadaan, dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Tren Kini
Translasi mata uang asing masih tetap merupakan isu teknis yang menyulitkan dan kontroversial. Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang IFRS (International Financial Reporting Standards-Standar Pelaporan Keuangan Internasional), semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat utnuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestic untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. (Banyak bursa efek telah melakukan hal ini). Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internsional (IAS 21) dab bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing. Pada saatnya nanti, FASB mungkin akan meyelesaikan perbedaan-perbedaan antara FAS No.52 dengan IAS 21, dengan condong kepada standar internasional.

Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
http://yolandaangraeini.blogspot.com/2013/04/akuntansi-internasional-tugas-5.html


BAB IV . PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN AKUNTANSI INTERNASIONAL


BAB IV

(Pelaporan Dan Pengungkapan Akuntansi Internasional)


            Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.

Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.

Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.

PENGUNGKAPAN SUKARELA

Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para investor.

Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.

KETENTUAN PENGUNGKAPAN WAJIB

Bursa efek dan badan regulator pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan antar wilayah (yuridiksi).”

Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya, yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam) sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak ada.

PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:

1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
(a) ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya

(b) informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah

(c) laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan.

Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.

2. Pengungkapan segmen

Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.

3. Laporan arus kas dan arus dana

IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.

4. Pengungkapan tanggung jawab sosial

Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.

Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.

5. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan

Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :

1. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik

2. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi

3. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.

Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.

PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.

PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERN

World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.

PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG

Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.

Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.

Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.

IMPLIKASI BAGI PARA PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN PARA MANAJER

Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.

DAFTAR PUSTAKA
http://edithmarhaeni.blogspot.com/2011/03/pelaporan-dan-pengungkapan-akuntansi.html



BAB III. AKUNTANSI KOMPARATIF


BAB III
(AKUNTANSI KOMPARATIF I)
            Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Sedangkan proses penyusunan atau formulasi standar akuntansi disebut dengan penetapan standar. Ada beberapa alasan mengapa standar akuntansi diperlukan, antara lain :
1. Dikebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif ;
2. Perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan secara suka rela ;
3. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukanya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasil.
Penetapan standar akuntansi ini umumnya melibatkan gabungan kelompok sektor swasta dan publik yang terdiri dari profesi akuntansi dan kelompok lain yang dipengaruhi oleh proses pelaporan keuangan seperti pengguna dan penyusun laporan keuangan dan para karyawan. Peranan dan pengaruh kelompok – kelompok ini dalam penetapan standar akuntansi berbeda dari satu negara ke negara lain.
Enam Sistem Akuntansi Nasional
1. Perancis
            Prancis merupakan pendukung utama penyeragaman akuntansi nasional di dunia.Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General (kode akuntansi nasional) resmi yang pertama pada bulan September 1947.
Plan Comptable General berisi:
• Tujuan dan prinsip akuntansi serta pelaporan keuangan
• Definisi aktiva, kewajiban, ekuita pemegang saham, pendapatan dan beban
• Aturan pengakuan dan penilaian
• Daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku lainnya
• Contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya.
Dasar utama aturan akuntansi di Prancis adalah Hukum Akuntansi 1983 dan Dekrit Akuntansi 1983, yang membuat Plan Comptable General yang wajib digunakan oleh seluruh perusahaan. Ciri khusus akuntansi di Prancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasika. Meskipun akun – akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan peraturan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Prancis untuk mengikuti Standar Pelaporan Keuangan Internasional, bahkan prinsip akuntansi yang diterima umum di AS yaitu GAAP dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi. Alasan utama untuk fleksibilitas ini adalah ketika Direktif ketujuh UE diberlakukan pada tahun 1986, banyak perusahaan multinasional Prancis yang telah menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip Anglo Saxon untuk keperluan pencatatan saham di luar negeri.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Di Prancis terdapat lima organisasi yang terlibat dalam proses penetapan standar yaitu:
• Counseil National de la Comptabilite atau CNC (Badan Akuntansi Nasional)
• Comita de la Reglementation Comptable atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi)
• Autorite des Marches Financiers atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
• Orde des Expert – Comptables atau OEC (Ikatan Akuntan Publik)
• Compagnie Nationale des Commisaires aux Comptes atau CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)
Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini:
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Direktur dan Laporan Auditor
Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu harus diaudit. Untuk memberikan gambaran yang sebenarnya dan sewajarnya, laporan keuangan harus disusun sesuai dengan peraturan dan dengan niat baik. Ciri utama pelaporan di Prancis adalah ketentuan mengenai pengungkapan catatan kaki yang ekstensif dan detail, yang meliputi hal – hal berikut:
• Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
• Perlakuan akuntansi untuk pos – pos dalam mata uang asing
• Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
• Detail provisi
• Detail revaluasi yang dilakukan
• Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
• Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
• Jumlah komitmen pension dan imbalan pascakerja lainnya
• Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
• Rata – rata jumlah karyawan sesuai golongan
• Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis
Pengukuran Akuntansi
Akuntansi di Prancis memiliki karakteristik ganda : perusahaan tersendiri harus mematuhi peraturan yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan individual merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena pajak.
• Penilaian aktiva berdasarkan biaya historis.
• Aktiva tetap didepresiasikan menurut provisi pajak dengan menggunakan dasar garis lurus atau saldo berganda.
• Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau nilai realisasi dengan menggunakan metode FIFO atau metode rata – rata tertimbang.
• Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya, namun dapat dikapitalisasikan dalam keadaan tertentu.
Dengan beberapa pengecualian, laporan keuangan konsolidasi Prancis mengikuti pendekatan penyajian wajar berupa pelaporan substansi mengungguli bentuk.
2. Jerman
Di Jerman lingkungan akuntansi mengalami perubahan terus – menerus. Dalam suatu peristiwa yang besar, Hukum Perusahaan tahun 1965 mengubah sistem pelaporan keuangan Jerman dengan mengarah pada ide – ide Inggris – Amerika.
Pada awal tahun 1970-an, Uni Eropa mulai mengeluarkan direktif harmonisasi yang harus diadopsi oleh negara – negara anggotanya ke dalam hukum nasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan standar akuntansi keuangan sebagimana yang dipahami di negara – negara berbahasa inggris. Komite Standar Akuntansi Jerman (GASC) atau dalam bahasa Jerman (Deutches Rechnungslegungs Standard Committee) atau DRSC didirikan tidak lama sesudah itu dan langsung diakui oleh Kementerian sebagai pihak berwenang dalam menetapkan standard di Jerman.
Secara garis besar akuntansi di Jerman mirip dengan sistem yang ada di Inggris dan Amerika Serikat. Namun demikian penting diperhatikan bahwa standar GASB adalah rekomendasi wajjib yang hanya berlaku untuk laporan keuangan konsolidasi. GASB dibentuk untuk mengembangkan suatu standar Jerman yang sesuai dengan standar akuntansi internasional. Pada tahun 2003 GASB menerapkan strategi baru dan menyelaraskan program kerjanya dengan usaha IASB untuk mencapai konvergensi standar akuntansi secara global.
Pelaporan Keuangan
Dalam UU Akuntansi tahun 1985 menentukan ketentuan akuntansi, auditing dan pelaporan keuangan yang berbeda – beda menurut ukuran perusahaan. Ada tiga kelompok ukuran keci, menengah dan besar. UU akuntansi tahun 1985 menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi:
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Catatan atas Laporan Keuangan
• Laporan Manajemen
• Laporan Auditor
Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada dewan direktur pengelola perusahaan dan dewan pengawas perusahaan
Pengukuran Akuntansi
• Metode pembelian adalah metode konsolidasi yang utama
• Aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai kini dan jumlah yang tersisa merupakan goodwill.
• Goodwill dapat disalinghapuskan terhadap cadangan dalam ekuitas atau diamortisasi secara sistematis selama umur manfaat ekonominya.
• Usaha patungan dapat dicatat dengan menggunakan metode konsolidasi proporsional atau metode ekuitas.
• Biaya historis merupakan dasar untuk menilai aktiva berwujud.
• Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, metode yang digunakan untuk menghitung biaya adalah FIFO atau rata – rata tertimbang.
• Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya.
3. Jepang
Di Jepang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional. Untuk memahami akuntansi di Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang.
Di Jepang perusahaan – perusahaan saling memiliki ekuitas saham satu sama lain. Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industry yang meraksasa yang disebut sebagai keiretsu. Modal usaha keiretsu ini sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi structural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi. Pada akhir tahun 1990-an untuk membuat kesehatan ekonomi perusahaan – perusahaan Jepang menjadi semakin transparan dan membawa Jepang lebih dekat dengan standar internasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga UU : Hukum Komersil, UU Pasar Modal dan UU Pajak Penghasilan. Hukum ini disebut sebagai “ sistem hukum segitiga”.
Berdasarkan Hukum Komersial, laporan keuangan dan skedul pendukung bagi perusahaan berukuran kecil dan menengah harus diaudit hanya oleh auditor wajib. Auditor wajib tidak perlu memiliki kualifikasi professional dan dipekerjakan oleh perusahaan secara purna waktu.Audit wajib memiliki focus utama pada tindakan – tindakan manajemen yang diambil oleh para direktur dan melakukan tugasnya sesuai dengan aturan hukum.
Penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun 2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang dikenal dengan Lembaga Standar Akuntansi Keuangan.Sebagai organisasi sektor swasta yang independen ASJB diharapkan agar menjadi lebih kut dan lebih transparan dan tidak terpengaruh oleh tekanan politik dan bertujuan khusus. ASJB juga bekerja sama dengan IASB dalam mengembangkan IFRS.
Pelaporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal – hal berikut :
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Laporan Usaha
• Proposal atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba Ditahan
• Skedul Pendukung
Pengukuran Akuntansi
Hukum Komersial mewajibkan perusahaan – perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi.
• Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduanya.
• Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya.
• Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun
• Metode ekuitas digunakan untuk investasi pada perusahaan afiliasi ketika induk dan anak perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan keuangan dan operasionalnya.
• Persediaan dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, namun biaya yang paling banyak digunakan.
• Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya.
4. Belanda
Belanda memiliki akuntansi dan pelaporan keuangan yang relative permisif, tetapi standar praktik dan professional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar.
Di Belanda akuntansi dianggap sebagai cabang dari ekonomi usaha, sehingga banyak pemikiran ekonomi yang dicurahkan pada topik – topik akuntansi dan khususnya terhadap pengukuran akuntansi. Belanda merupak salah satu pendukung pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam menentukan praktik yang dapat diterima.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970. UU tersebut merupakan bagian dari program besar perubahan dalam bidang hukum perusahaan dan diperkenalkan sebagian untuk mencerminkan harmonisasi hukum perusahaan didalam UE yang terjadi. Di antara provisi utama UU tahun 1970 tersebut adalah sebagai berikut :
• Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama satu tahun, dan seluruh pos didalamnya harus dikelompokkan dan dijelaskan secara memadai.
• Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktik usaha yang baik (yaitu prinsip akuntansi yang dapat diterima oleh kalangan usaha).
• Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan.
• Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan dasar yang konsisten dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip akuntansi harus diungkapkan secukupnya.
• Informasi keuangan komparatif untuk periode sebelumnya harus diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya.
Dewan Pelaporan tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap prinsip akuntansi yang dapat / tidak dapat diterima secara umum. Dewan tersebut memiliki anggota yang berasal dari 3 kelompok yang berbeda. Dewan tersebut merupakan organisasi swasta dan didanai melalui hibah dari kalangan usaha dan NivRA. NivRA juga terlibat dalam segala hal yang terkait dengan akuntansi di Belanda.
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat hal – hal berikut :
• Neraca
• Laporan Laba rugi
• Catatan – catatan
• Laporan Direksi
• Informasi lain yang direkomendasikan
Pengukuran Akuntansi
Pengukuran akuntansi Belanda memiliki fleksibilitas, hal ini terlihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilai kin untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan Belanda memiliki fleksibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran , dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba.
5. Inggris
Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi. Konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar juga berasal dari Inggris.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktva yang disebut sebagai UU perusahaan. UU tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi:
• Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual
• Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap ketegori aktiva dan kewajiban dinilai secara terpisah.
• Prinsip konservatisama diterapkan, khususnya dalam pengakuan realisasi laba dan seluruh kewajiban dan kerugian yang diketahui.
• Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisiten dari tahun ke tahun diwajibkan.
• Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi.
Enam badan akuntansi di Inggris yang berhubungan dengan Komite Konsultatif Badan Akuntansi yang berdiri pada tahun 1970
• Institut Akuntan Berizin Resmi di Inggris dan Wales / ICAEW
• Institut Akuntan Berizin Resmi di Irlandia / ICAI
• Institut Akuntan berizin resmi di Skotlandia / ICAS
• Asosiasi Akuntan Berizin Resmi dan Bersertifikat / ACCA
• Institut Akuntan Manajemen Berizin Resmi / CIMA
• Institut Keuangan dan Akuntansi Publik Berizin Resmi / CIPFA
Penetapan standar akuntansi di Inggris dikeluarkan dan dikukuhkan oleh enam badan akuntansi di atas.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup Laporan Direksi, Laporan Laba dan Rugi dan Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Total keuntungan dan Kerugian yang Diakui, Laporan Kebijakan Akuntansi, Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan, dan Laporan Auditor.
6. Amerika Serikat
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh badan sektor swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan) atau FASB, tetapi sebuah lembaga pemerintah juga memiliki kekuasaan untuk menetapkan standarnya sendiri. Pada tahun 2000 AICPA, badan sektor swasta lainnya menetapkan standar auditing.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Sistem AS tidak memiliki ketentuan hukum mengenai penerbitan laporan keuangan. Perusahaan di AS dibentuk berdasarkan hukum negara bagian dimana setiap negara bagian memiliki hukum perusahaannya sendiri.
Secara umum hukum ini berisi ketentuan atas pencatatan akuntansi dan penerbitan laporan keuangan secara periodic. Terdapat pula prinsip – prinsip yang diterima secara umum / GAAP yang terdiri dari seluruh standar, aturan dan regulasi akuntansi keuangan. SAFS merupakan komponen utama dalam GAAP. Regulasi akuntansi dan auditing di AS merupakan yang paling padat dibandingkan dengan gabungan regulasi negara lain di dunia. Karenanya FASB dan SEC mempertimbangkan untuk mengubah GAAP AS dari standar berdasarkan aturan menuju standar berdasarkan prinsip.
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan di Amerika Serikat meliputi Laporan Manajemen, Laporan Auditor Independen, Laporan Keuangan Utama, Diskusi Manajemen dan Analisis atas Hasil Operasi dan Kondisi Keuangan, dan Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan, Perbandingan data Keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun dan Data kuartal terpilih.
Pengukuran Akuntansi
Aturan pengukuran akuntansi di AS mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat bergantung pada konsep penandingan. Jika terjadi perubahan, maka perubahan dan pengaruhnya harus diungkapkan
BEBERAPA PENGAMATAN TENTANG STANDAR DAN PRAKTIK AKUNTANSI
Standar akuntansi merupakan regulasi atau peraturan (sering kali termasuk hukum dan anggaran dasar) yang mengatur pengolahan laporan keuangan .
Susunan standar merupakan proses perumusan standar akuntansi.
Tiga alasan praktik akuntansi dapat menyimpang dari standar akuntansi :
·         Di banyak negara hukuman untuk kegagalan dengan pernyataan akuntansi resmi dianggap lemah atau tidak efektif.
·         Perusahaan bisa dengan sukarela melaporkan lebih banyak informasi daripada yang diharuskan.
·         Beberapa negara mengizinkan perusahaan untuk keluar jalur standar akuntansi jika hal tersebut bisa menggambarkan hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan dengan lebih baik.
Susunan standar akuntansi menggabungkan dua kombinasi, yaitu :
·         Sektor swasta: profesi akuntansi dan kelompok lain (pengguna dan penyusun laporan keuangan)
·         Sektor umum: perwakilan seperti petugas pajak, perwakilan pemerintah yang bertanggungjawab atas hukum komersial dan komisi keamanan.
IFRS DALAM UNI EROPA
            Tampilan tabel “persyaratan IFRS” meringkaskan persyaratan Uni Eropa untuk menggunakan IFRS di lima negara yang diteliti. Penggabungan laporan keuangan bisa diharapkan dimana IFRS diperlukan, tapi perbedaannya tetap ada ketika tidak ada penggabungan.
Persyaratan IFRS
Republik Ceko
Perancis
Jerman
Belanda
Inggris
Perusahaan terdaftar-laporan keu. gabungan
Diharuskan
Diharuskan
Diharuskan
Diharuskan
Diharuskan
Perusahaan terdaftar-laporan keuangan perusahaan pribadi
Diharuskan
Dilaranga
Dibolehkan, tapi hanya untuk tujuan informasionala
Dibolehkan
Dibolehkan
Perusahaan tdk terdaftar-laporan keu. gabungan
Dibolehkan
Dibolehkan
Dibolehkan
Dibolehkan
Dibolehkan
Perusahaan tdk terdaftar-laporan keuangan perusahaan pribadi
Dilarangb
Dilarangb
Dibolehkan, tapi hanya untuk tujuan informasionala
Dibolehkan
Dibolehkan
a. Laporan keuangan prusahaan tertutup Perancis dan Jerman harus disusun dengan menggunakan persyaratan akuntansi setempat karena laporan-laporan ini merupakan dasar untuk pajak dan dividen.
b. IFRS tidak diperbolehkan dalam laporan keuangan perusahaan pribadi yang tidak terdaftar di Ceko karena dianggap bahwa IFRS bisa terlalu rumit dan memakan biaya untuk perusahaan-perusahaan pribadi yang kecil ini.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan IFRS terdiri atas neraca gabungan, laporan laba-rugi, laporan kas, laporan perubahan ekuitas (atau laporan laba rugi dan pengeluaran yang diakui), dan catatan penjelasan. Ungkapan catatan harus mencakup:
Kebijakan akuntansi yang diikuti
Penilaian yang dibuat oleh manajemen dalam menetapkan kebijakan akuntansi yang penting
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber-sumber penting tentang ketidakpastian estimasi
Patokan Akuntansi
·         Semua kombinasi bisnis dianggap pembelanjaan.
·         Goodwill diuji setiap tahun untuk memeriksa penurunan nilainya dan jika negative harus segera diakui dalam pendapatan.
·         Penanaman modal dalam perusahaan gabungan dengan metode ekuitas.
·         Translasi laporan keuangan dari operasi asing didasarkan pada konsep mata uang fungsional.
·         Aset dinilai berdasarkan harga perolehan atau harga pasar.
·         Depresiasi dibebankan secarasistematis atas umur penggunaan asset, menggambarkan pola pemakaian manfaat.
·         Persediaan dinilai secara FIFO atau beban rata-rata sesuai menurut IFRS.
·         Pinjaman keuangan dikapitalisasi dan diamortisasi, sementara pinjaman operasional dibebankan pada dasar sistematis.
·         Pajak-pajak yang ditangguhkan dibayar penuh.
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN LIMA NEGARA
Perancis
Akuntansi nasional Perancis diatur dalam Plan Comptable General, berisi:
·         Tujuan dan prinsip laporan dan akuntansi keuangan.
·         Definisi asset, utang, ekuitas pemegang saham, pendapatan, dan pengeluaran.
·         Aturan-aturan valuasi dan pengakuan.
·         Daftar akun, persyaratan penggunaannya, dan persyaratan tata buku lainnya yang telah distandarisasi.
Contoh laporan keuangan dan aturan presentasinya.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
            Ada lima perusahaan besar yang terlibat dalam penyusunan standar di Perancis:
·         Counseil National de la Comptabilite, atau CNC (Badan Akuntansi Nasional).
·         Comite de la Reglementation Comptable, atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi).
·         Autorite des Marches Financiers, atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan).
·         Ordre des Experts-Comptables, atau OEC (Institut Akuntan Publik).
·         Compagnie Nationale des Commissaires aux Comptes, atau CNCC (Institut Nasional Undang-undang Auditor).
Laporan Keuangan
Perusahaan Perancis harus melaporkan hal-hal berikut:
·         Neraca
·         Laporan Laba Rugi
·         Catatan atas laporan keuangan
·         Laporan Direktur
·         Laporan Auditor
Patokan Akuntansi
·         Aset-aset berwujud biasanya dihitung berdasarkan nilai perolehan.
·         Depresiasi dilakukan menurut ketentuan pajak, biasanya dengan metode garis garis lurus atau saldo menurun.
·         Persediaan dinilai berdasarkan nilai terendah (FIFO) atau rata-rata tertimbang.
·         Biaya riset dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya (akrual basis)
·         Aset-aset yang dipinjamkan tidak dikapitalisasi, dan biaya sewa dibebankan.
·         Utang untuk kepentingan pasca-pekerjaan tidak harus diakui dan pinjaman keuangan tidak perlu dikapitalisasi.
·         Pajak-pajak yang ditangguhkan dihitung menggunakan metode kewajiban, dan dipotong ketika pembalikan perbedaan waktu bisa diperkirakan.
·         Goodwill biasanya dikapitalisasi dan diamortisasi ke dalam pendapatan.
Jerman
 Akuntansi nasional Jerman diatur dalam German Commercial Code (HGB), berisi:
memungkinkan perusahaan yang mengeluarkan ekuitas atau utang pada pasar modal resmi untuk menggunakan prinsip akuntansi internasional dalam laporan keuangan gabungan mereka.
memungkinkan adanya penetapan perusahaan sector swasta untuk menyusun standar akuntansi bagi laporan keuangan gabungan.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
            Ada lima perusahaan besar yang terlibat dalam penyusunan standar di Jerman:
·         German Accounting Standards Committee atau GASC, atau dalam bahasa Jerman, Deutsches Rechnungslegungs Standards Committee atau DRSC (Otoritas penyusun standar Jerman)
·         Financial Accounting Control Act (Badan pengontrol kepatuhan).
·         Financial Reporting Enforcement Panel atau FREP (Dewan sector swasta)
·         Federal Financial Supervisory Authority (Dewan sector public)
·         Wirtschaftsprufer atau WPs (Badan pemeriksa perusahaan)
Laporan Keuangan
Perusahaan Jerman harus melaporkan hal-hal berikut:
·         Neraca
·         Laporan Laba Rugi
·         Catatan
·         Laporan Manajemen
·         Laporan Auditor
Pengukuran Akuntansi
·         Metode pembelian (akuisisi) menggunakan metode penggabungan usaha.
·         Aset dan utang dari badan usaha yang diakuisisi dinaikkan pada nilai yang ada.
·         Aset berwujud dinilai berdasarkan harga perolehan.
·         Persediaan dicatat pada biaya atau pasar yang lebih rendah.
·         Depresiasi dinilai sesuai dengan penurunan tingkat pajak.
·         Menggunakan pendekatan mata uang fungsional terhadap translasi mata uang asing.
·         Goodwill diuji setiap tahun untuk mengetahui adanya penurunan.
·         Pajak-pajak yang ditangguhkan biasanya tidak muncul dalam akun perusahaan pribadi, namun pajak tersebut bisa muncul dalam laporan gabungan.
Republik Ceko
Undang-undang dan praktik akuntansi Republik Ceko lebih menyesuaikan dengan standar Barat yang menggambarkan prinsip-prinsip yang ditanamkan dalam European Union Directives.
Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
·         Accountancy Act: menentukan persyaratan untuk akuntansi.
·         Fourth and Sevent Directives dari Uni Eropa: menetapkan penggunaan daftar perkiraan untuk pembukuan catatn dan penyusunan laporan keuangan.
·         Czech Securities Commission: bertanggung jawab mengawasi dan memantau pasar modal.
·         Act on Auditors: Mengatur proses audit.
·         Chamber of Auditors: mengawasi pendaftaran, pendidikan, pengujian dan menertibkan auditor, penyusunan standar audit dan regulasi praktik audit seperti format laporan audit.
Laporan Keuangan
      Laporan keuangan harus bersifat komparatif, terdiri atas:
·         Neraca
·         Akun keuntungan dan kerugian (Laporan Laba Rugi)
·         Catatan
Pengukuran Akuntansi
·         Metode Akuisisi (pembelian)
·         Goodwill dikapitalisasi atau diamortisasi.
·         Aset berwujud dan tidak berwujud dinilai berdasarkan biaya.
·         Persediaan dinilai pada biaya rendah (FIFO) atau metode rata-rata.
·         Biaya riset dan pengembangan dikapitalisasi.
·         Pajak penghasilan yang ditangguhkan diberikan sepenuhnya untuk semua selisih sementara.
Belanda
            Belanda memiliki undang-undang akuntansi dan persyaratan laporan keuangan yang cukup bebas tapi standar praktik professional yang sangat tinggi.
      Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
      Regulasi akuntansi di Belanda tetap bersifat liberal hingga munculnya Act on Annual Financial Statements pada tahun 1970 yang berisi:
·         Laporan keuangan tahunan harus menunjukkan gambaran yang jelas dari posisi keuangan dan hasil tahun tersebut, dan semua artikelnya harus dikelompokkan dan dijelaskan dengan tepat.
·         Laporan keuangan harus disusun berdasarkan praktik bisnis yang aman.
·         Dasar-dasar untuk penulisan asset dan utang serta untuk menentukan hasil operasi harus diungkapkan.
·         Laporan keuangan harus disusun pada dasar yang konsisten, dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi harus diungkapkan dengan tepat.
·         Informasi keuangan yang komparatif untuk periode terdahulu harus diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyertainya.
      Laporan Keuangan                   
      Laporan keuangan harus meliputi hal-hal:
·         Neraca
·         Laporan Laba Rugi
·         Catatan
·         Laporan Direktur
·         Informasi lain yang sudah ditentukan
      Pengukuran Akuntansi
·         Goodwill dikapitalisasi dan diamortisasi
·         Persediaan dinilai dengan FIFO, LIFO atau rata-rata
·         Semua asset tidak berwujud memiliki usia terbatas.
·         Biaya riset dan pengembangan hanya dikapitalisasi ketika jumlahnya bisa ditutup kembali
·         Pajak penghasilan yang ditangguhkan diakui berdasarkan konsep alokasi yang komprehensif.
·         Inggris
            Sejak tahun 1970-an, sumber paling penting untuk pengembangan dalam undang-undang perusahaan adalah EU Directives, terutama Fourth and Seventh Directive.
      Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi
            Undang-undang tahun 1981 memuat 5 prinsip akuntansi dasar, yaitu:
·         Pendapatan dan beban disesuaikan dengan dasar akrual.
·         Aset dan kewajiban individu dalam setiap golongan asset dan kewajiban dihitung secara terpisah.
·         Prinsip konservatisme (kehati-hatian) diterapkan, khususnya dalam pengenalan penghasilan yang didapat dan semua kewajiban dan kerugian yang ditemukan.
·         Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten diharuskan dari tahun ketahun.
·         Prinsip perusahaan yang terus berjalan bisa diterapkan untuk entitas yang sedang dihitung.
Enam dewan akuntansi di Kerajaan Inggris:
·         TheInstituteofChartered AccountantsinEnglanddanWales
·         TheInstituteofChartered AccountantsinIreland
·         TheInstituteofChartered AccountantsinScotland
·         The Association of Chartered Certified Accountants
·         The CharteredInstituteofManagementAccountants
·         The CharteredInstituteofPublicFinance and Accountancy
      Laporan Keuangan
      Laporan keuangan Inggris mencakup hal-hal:
·         Laporan direktur
·         Akun Laba dan Rugi serta neraca
·         Laporan arus kas
·         Laporan keseluruhan laba dan rugi
·         Laporan kebijakan akuntansi
·         Catatan yang direferensikan dalam laporan keuangan
·         Laporan auditor
      Penghitungan akuntansi
·         Goodwill dikapitalisasi dan diamortisasi selama kurang dari 20 tahun
·         Aset-aset dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang atau gabungan keduanya
·         Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar perhitungan yang digunakan untuk asset-aset yang mendasarinya
·         Persediaan dihitung berdasarkan FIFO atau rata-rata
·         Pajak yang ditangguhkan dihitung menggunakan metode hutang dengan dasar provisi penuh untuk perbedaan berdasarkan waktu.

DAFTAR PUSTAKA :
Choi,Frederick d.s dan gerhard g.mueller. Akuntansi Internasional.Jakarta:Salemba Empat.1997
http://bungarestarina.blogspot.com/2014/05/akuntansi-komparatif.html