Minggu, 29 Desember 2013

Tugas 2 Etika Profesi Akuntansi



Konvergensi ke IFRS di Indonesia

Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.
Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards Board (IASB). Standar akuntansi keuangan nasional saat ini sedang dalam proses secara bertahap menuju konverjensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh IASB. Adapun posisi IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini dan akan diadopsi pada tahun 2009 dan 2010 adalah seperti yang tercantum dalam daftar- daftar berikut ini.
Tabel 1:
IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember 2008 
1.  IAS 2 Inventories
2.  IAS 10 Events after balance sheet date
3.  IAS 11 Construction contracts
4.  IAS 16 Property, plant and equipment
5.  IAS 17 Leases
6.  IAS 18 Revenues
7.  IAS 19 Employee benefits
8.  IAS 23 Borrowing costs
9.  IAS 32 Financial instruments: presentation
10.  IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement
11.  IAS 40 Investment propert

Tabel 2:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009
1.  IFRS 2 Share-based payment
2.  IFRS 4 Insurance contracts
3.  IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
4.  IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
5.  IFRS 7 Financial instruments: disclosures
6.  IAS 1 Presentation of financial statements
7.  IAS 27 Consolidated and separate financial statements
8.  IAS 28 Investments in associates
9.  IFRS 3 Business combination
10.  IFRS 8 Segment reporting
11.  IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
12.  IAS 12 Income taxes
13.  IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
14.  IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
15.  IAS 31 Interests in joint ventures
16.  IAS 36 Impairment of assets
17.  IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18.  IAS 38 Intangible assets 

Tabel 3:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010
1.  IAS 7 Cash flow statements
2.  IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance
3.  IAS 24 Related party disclosures
4.  IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
5.  IAS 33 Earning per share
6.  IAS 34 Interim financial reporting
7.  IAS 41 Agriculture 

Dan untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional, DSAK akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan nyata di Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi syariah, dengan semakin berkembangnya usaha berbasis syariah di tanah air. Landasan konseptual untuk akuntansi transaksi syariah telah disusun oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal ini diperlukan karena transaksi syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan transaksi usaha umumnya sehingga ada beberapa prinsip akuntansi umum yang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu penambahan prinsip akuntansi yang dapat dijadikan landasan konseptual. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk transaksi syariah akan dimulai dari nomor 101 sampai dengan 200. (SY)

sumber :
http://www.kanaka.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=63:konverjensi-ke-ifrs-di-indonesia&catid=44:audit

Tugas 1 Etika Profesi Akuntansi

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Nama Kelompok         :
Nurvita Setyaningsih
Risca Damayanthi
Riza Fajar Anggraeni
Supra Andalini F.S
Teguh Eko Setiadi

Kelas :  4EB06
Dosen :  Edi Pranoto



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam hal pengambilan keputusan, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah biaya relevan. Untuk mengidentifikasi biaya relevan dari berbagai alternatif bisa dilakukan dengan mengumpulkan seluruh biaya yang berkaitan dengan masing-masing alternatif, menghapuskan atau meniadakan biaya terbenam, mengacuhkan biaya yang sama antara alternative dan menetapkan pada data yang telah diperoleh.
Pengaplikasian biaya differensial akan ditemui dalam masalah-masalah misalnya menerima suatu pesanan khusus. Biaya differensial digunakan untuk mengetahui apakah terjadi kenaikan pendapatan diiringi dengan kenaikan biaya yang sepadan.
Analisis biaya differensial ini terkait dengan pemilihan alternatif dan dimaksudkan untuk menentukan kenaikan pendapatan, biaya, dan laba yang akan diperoleh perusahaan tersebut.

Rumusan masalah
Keputusan apa yang diambil perusahaan, apakah menolak atau menerima pesanan khusus?
Batasan Masalah
Makalah ini hanya menganalisis salah satu metode differensial yaitu menerima atau menolak pesanan khusus. Contoh kasus yang kami pakai adalah contoh kasus sederhana

Tujuan Penelitian
            Untuk mengetahui apa keputusan yang diambil perusahaan, apakah menolak atau menerima pesanan khusus

Bab II
Landasan Teori


Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya diantara sejumlah alternatif pilihan yang dapat digunakan perusahaan.
informasi diferensial menekankan pada laba diferensialnya, yaitu taksiran perbedaan pendapatan dan biaya dimasa yang akan datang yang dipergunakan untuk menentukan pilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok yang terdiri dari:
1.      Informasi masa yang akan datang
2.      Berbeda diantara berbagai alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan.
Informasi akuntansi diferensial diperlukan oleh pihak manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara beberapa alternatif keputusan yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi yang akan datang.
Informasi akuntansi diferensial terdiri dari :
1.    Pendapatan diferensial, bermanfaat untuk pengambilan keputusan, pendapatan diferensial adalah pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Pendapatan masa lalu atau masa yang akan datang yang tidak berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih bukan merupakan pendapatan diferensial. Jadi, karakteristik pendapatan diferensial adalah pendapatan masa yang akan datang dan pendapatan yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
2.    Aktiva diferensial, berguna memberikan ukuran berapa jumlah dana yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap tertentu.
3.    Biaya diferensial, merupakan biaya yang akan datang yang berbeda diantara berbagai macam alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif  tertentu dibandingkan dengan biaya pada alternatif lainnya. Jadi, karakteristik biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang dan biaya yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
4.    Biaya yang akan datang, merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi selama periode waktu yang tercakup oleh keputusan yang akan  dibuat. Biaya masa lalu tidak diferensial untuk pembuatan keputusan, namun bermanfaat untuk meramal biaya yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
5.    Laba diferensial, erat hubungannya dengan pengertian pendapatan diferensial
dan biaya diferensial. Laba diferensial adalah laba yang akan datang yang berbeda diantara berbagai alternatif yang mungkin dipilih. Besarnya laba diferensial dihitung dari perbedaan antara laba pada alternatif tertentu dibandingkan dengan laba pada alternatif lainnya. Besarnya laba diferensial diperhitungkan

Biaya Differensial sebagai bagian Informasi Akuntansi Differensial
Informasi akuntansi differensial terdiri dari aktiva, pendapatan dan biaya, dari ketiga jenis informasi tersebut yang relatif sulit pengukurannya adalah biaya differensial. Terdapat berbagai konsep biaya yang dikembangkan dalam akuntansi biaya, sepertii opportunity cost, incremental cost, out of pocket cost, dan hypothetical cost yang sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda dengan biaya differensial.
Untuk memperoleh konsep yang benar mengenai biaya differensial, perlu dijelaskan konsep biaya differensial dan perbedaannya dengan konsep biaya yang lain sehingga memperjelas pengertian biaya differensial.

1.      Biaya Differensial versus Biaya Relevan.
Relevan berarti berhubungan dengan sesuatu. Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan lebih tepat disebut biaya differensial, karena berhubungan dengan pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan pemilihan, pengambil keputusan harus dapat membedakan diantara alternatif yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah informasi yang akan datang yang berbeda untuk alternatif yang akan dipilih. Oleh karena itu, istilah biaya differensial berbeda pengertiannya dengan biaya relevan, karena istilah biaya relevan adalah istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan.
2.      Biaya differensial merupakan biaya Masa yang akan Datang (Future Cost) dan merupakan biaya yang berbeda.
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari berbagai alternatif yang akan dipilih pada masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi biaya yang diperlukan dalam pemilihan alternatif tersebut adalah biaya masa yang akan datang yaitu merupakan biaya yang dapat diperkirakan akan terjadi pada periode yang akan datang yang jumlahnya harus ditaksir dan waktu terjadinya dapat diramalkan. Biaya ini merupakan satu-satunya biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen.
Biaya differensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau berpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan.
3.      Biaya Differensial versus Biaya Variable
Biaya differensial tidak selalu sama dengan biaya variable. Jika keputusan yang akan dipilih berkaitan dengan pemilihan satu diantara berbagai volume kegiatan, biaya differensial sama dengan biaya variable, sepanjang biaya tetap tidak berubah. Dalam hal ini istilah yang sama dengan biaya differensial adalah incremental cost
4.      Biaya Differensial versus Biaya Tetap.
Dalam mengambil suatu keputusan, biaya tetap mungkin merupakan biaya differensial tetapi bisa juga tidak merupakan biaya differensial. Jika biaya tersebut bisa diikuti jejaknya dalam suatu pengambilan khusus dan hanya akan terjadi jika keputusan tersebut dipilih, maka biaya tetap tersebut merupakan biaya differensial.
5.      Biaya Differensial versus Biaya Depresiasi
Depresiasi merupakan keputusan manajemen jangka panjang dan merupakan alokasi secara periodik atas harga pokok aktiva tetap yang dibeli pada waktu lampau. Depresiasi berhubungan dengan pengambilan keputusan jangka panjang dan hanya dipengaruhi pada saat keputusan penanaman modal diambil. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya depresiasi bukan merupakan biaya differensial dan dapat diabaikan.
6.      Biaya Differensial versus Biaya Tambahan (Incremental Cost)
Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi manajemen yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu alternatif yang berkaitan dengan volume kegiatan dipilih.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang berhubungan dengan suatu alternatif, maka biaya ini sesungguhnya berasal dari pengertian biaya differensial. Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya differensial yang berhubungan dengan suatu alternatif yang berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan hanya akan sama dengan biaya differensial dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Biaya tambahan merupakan salah satu elemen biaya differensial, namun biaya differensial tidak terbatas pada biaya tambahan saja.
Jika biaya tambahan dihubungkan dengan suatu alternatif tindakan yang kemungkinan akan dilaksanakan atau mungkin tidak dilaksanakan oleh manajemen, biaya tambahan mungkin dapat terjadi tetapi mungkin juga tidak. Apabila alternatif yang diusulkan berupa peniadaan suatu kegiatan yang sekarang ada, maka biaya tertentu yang ada sekarang dapat dihindari. Biaya ini disebut biaya terhindarkan (avoidable cost), yaitu biaya yang tidak akan terjadi jika suatu alternatif dipilih. Biaya terhindarkan merupakan variasi dari biaya tambahan, oleh karena itu sering disebut sebagai penghematan biaya tambahan (incremental cost saving atau negative incremental cost).
7.      Biaya Differensial versus Biaya Kesempatan (Opportunity Cost).
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya suatu alternatif tertentu. Biaya ini merupakan elemen biaya differensial dalam pengambilan keputusan, tetapi biaya differensial tidak terbatas pada biaya kesempatan saja.
8.      Biaya Differensial versus Biaya Keluar dari Kantong (Out-of-Pocket Cost)
Biaya Keluar dari Kantong adalah biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam waktu dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen. Biaya ini merupakan elemen biaya differensial yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

            Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek Arti jangka pendek dalam hal ini adalah keputusan yang diambil hanya berlaku selama jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi (satu tahun) baik kegunaannya maupun pengaruhnya untuk hal tersebut. Menurut Bastian dan Nurlela (2006, 175) ada beberapa manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek yang pada umumnya dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan yang umumnya terdiri dari empat macam keputusan, yaitu :

1.      Menjual atau memproses lebih lanjut ( sell or process futher )
Ada kalanya manajemen puncak dihadapkan pada pemilihan menjual produk tertentu pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.

2.      Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan   usaha departemen tertentu ( stop or continue product line )
Dalam menghadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksinya. Dan informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini adalah biaya diferensial dan pendapatan diferensial.

3.      Menerima atau menolak pesanan khusus ( special order decision )
Penerapan analisis biaya diferensial juga dapat digunakan untuk membuat keputusan menerima atau menolak pesanan khusus apabila kapasitas  mesin perusahaan masih terdapat kapasitas yang menganggur dan pada saat itu harga jualnya dibawah harga pokok produksi dalam hitungan biaya penuh.

4.      Membeli atau membuat sendiri ( make or buy decision )  
Dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang memproduksi berbagai jenis produk. Tidak selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi sendiri oleh perusahaan. Jika memang pemasok dari luar dapat memasok komponen tersebut dengan harga yang lebih murah daripada biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut.
Oleh karena itu, salah satu pemicu timbulnya pertimbangan untuk membeli dari luar atau memproduksi sendiri adalah penawaran harga dari pemasok luar untuk suatu komponen produk yang berada dibawah biaya produksi sendiri komponen tersebut. Pertimbangan untuk membeli atau membuat sendiri dapat juga timbul sebagai akibat adanya taksiran penghematan biaya jika suatu komponen yang sebelumnya dibeli dari pemasok luar direncanakan akan dibuat sendiri oleh perusahaan.
Manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri keputusan membeli atau membuat sendiri dilakukan oleh manajemen dalam perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan memproduksi berbagai produk. Tidak selamanya komponen suatu produk biasa diproduksi sendiri oleh perusahaan. Jika memang pemasok luar dapat memasok komponen tersebut dengan harga yang lebih murah dari pada biaya untuk memproduksi sendiri komponen tersebut.

BAB III
PEMBAHASAN

PT.Kutu Buku adalah perusahaan yang bergerak dibidang percetakan buku yang memproduksi 1000 exemplar buku dalam satu periode. Dalam periode ini PT Kutu Buku mampu menjual hasil produksinya sebanyak 800 exemplar. Karena permintaan atas buku tersebut menurun maka perusahaan memutuskan untuk menghentikan produksi buku tersebut. Perusahaan menerima tawaran dari pelanggan untuk membeli sisa buku yang telah diproduksi tetapi tidak dengan harga yang ditawarkan PT Kutu Buku yaitu Rp. 60.000,- per exemplar. Pelanggan memberikan penawaran khusus yaitu Rp. 40.000,- per exemplar. Jika memakai metode full costing maka penawaran ini akan di tolak karena harga yang ditawarkan lebih kecil dari pada biaya yang ditanggung perusahaan. berikut rincian biaya yang ditanggung PT Kutu Buku :
Biaya Bahan Baku                              Rp. 20.000,- per exemplar
Biaya Tenaga Kerja Langsung            Rp.  5.000,- per exemplar
Biaya Variable                                    Rp.  5.000,- per exemplar
Biaya Tetap                                         Rp. 20.000.000 untuk memproduksi 1000 exemplar

Berikut adalah metode yang dipakai PT Kutu Buku untuk mengambil keputusan apakan penawaran pelanggan tersebut diterima atau ditolak. Metode yang digunakan adalah biaya differensial dimana perusahaan akan membandingkan laba yang akan diterima perusahaan jika penawaran tersebut ditolak atau diterima.
Ditolak
Diterima
Differensial
Penjualan
Rp. 60.000 x 800
Penjualan
Rp. 40.000 x 200

Rp. 48.000.000,-

Rp. 48.000.000,-

Rp.  8.000.000,-
Penjualan Bersih
Rp. 48.000.000,-
Rp. 56.000.000
Rp. 8.000.000
BBB
BTKL
Biaya Variable
Biaya Tetap
Rp. 16.000.000,-
Rp.  4.000.000,-
Rp.  4.000.000,-
Rp. 20.000.000,-
Rp. 20.000.000,-
Rp.   5.000.000,-
Rp.   5.000.000,-
Rp. 20.000.000,-
Total Biaya
Rp. 44.000.000,-
Rp. 50.000.000,-
Rp. 6.000.000
Laba Bersih
Rp. 4.000.000,-
Rp. 6.000.000,-
Rp. 2.000.000,-

Hasil Analisis Differensial

Dari hasil diatas menunjukan bahwa jika perusahaan menerima penawaran khusus dari pelanggan maka perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp. 6.000.000,- lebih besar dibandingkan jika perusahaan menolak penawaran tersebut perusahaan akan tetap memperoleh laba sebesar Rp. 4.000.000,-.


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan analisis data tersebut,dapat disimpulkan bahwa apabila menerima penawaran khusus dari pelanggan,dapat menghasilkan laba sebesar Rp 6.000.000,- dengan menekankan biaya yang lebih besar dan keuntungan yang lebh besar pula,sedangkan apabila tidak menerima penawaran tersebut,perusahaan tetap akan menerima laba sebesar Rp 4.000.000,-  walau tak sebesar bila menerima penawaran khusus.
Saran

Adapun saran yang kami berikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan adalah sebaiknya manajemen PT.Kutu Buku menerapkan analisis akuntansi diferensial apabila dihadapkan dalam pengambilan keputusan menerima ata menolak penawaran khusus dari pelanggan. Mengingat laba yang akan dihasilkan lebih besar dan lebih menguntungkan,maka perusahaan lebih baik menerima penawaran khusus tersebut untuk mengantisipasi permintaan pasar yang menurun.


DAFTAR PUSTAKA


Kamis, 09 Mei 2013

tugas bahasa inggris


kelompok:

Nurvita Setyaningsih
Risca Damayanthi
Riza Fajar Anggraeni
Supra Andalini Ferizky S 

Urutan penulisan Noun Phrase dalam Bahasa Inggris mengikuti aturan seperti berikut:

  1. Determiner, isinya a / an (sebuah) atau bisa juga the
  2. Opinion, opini orang tentang benda utama. (misalnya: handsome, beautiful, cute, dll.)
  3. Size, ukuran (missalnya: small. large, huge, dll)
  4. Age, berhubungan dengan waktu (misalnya: old, modern, dll)
  5. Temperature, (misalnya: cold, hot)
  6. Shape, bentuk, penampakan, dll
  7. Colour, warna.
  8. Original, maksudnya adalah asal benda utama (berasal). Terdiri dari dua;

  • Country / City, asal tempat (negara/kota)
  • Material, asal bahan (besi, emas, kain, dll) 

9.      Purpose, berhubungan dengan tujuan dari benda utama.

10.   Noun, benda utama.



Example:


The big blue eyes

Kata big merupakan size. Sedangkan blue adalah warna dan eyes adalah noun.


The big beautiful blue eyes

Kalimat ini merupakan contoh yang salah karena kata beautiful adalah opini yang seharusnya menjelaskan “mata biru yang besar” itu sendiri.


The beautiful big blue eyes

Kalimat ini sudah benar karena sudah mengikuti urutan dari noun phrase.



sumber: http://bahasa-inggrismu.blogspot.com/2011/02/noun-phrase.html

Selasa, 02 April 2013

Bahasa Inggris Bisnis 2

Tugas Bahasa Inggris bisnis 2

Carilah makna dari kata Incorporate dan cari beberapa sinonimnya.
Jawab :
In dalam kata corporate (Incorporate) artinya menggabungkan.

Sinonim dari kata Incorporate yaitu :
-Include
-Integrate
-Incomplete
-Intermix
-Interfuse

Nama : Nurvita Setyaningsih
kelas   : 3EB06
NPM   :25210225

Jumat, 25 Januari 2013

Widuri sang gadis kecil

Aku Widuri umurku masih belia, aku dilahirkan oleh keluarga yang berkecukupan, kedua orang tuaku bekerja,pergi pagi dan pulang malam, sejak kecil aku hanya dirawat  oleh suster, bermain,belajar hanya bersama suster. Aku ingin ayah, aku ingin ibu, aku ingin mereka ada bersamaku, aku ingin dipangku,aku ingin dimanja,aku ingin mencurahkan seluruh perasaanku ke ayah bunda. Ayah kapan ayah membuatkan aku mainan dari kertas ini, Ibu aku rindu belaian hangat darimu. Aku sadar,mereka bekerja  untuk aku, untuk membahagiakanku.

Hari demi hari pun berlalu, aku hanya bisa melihat mereka hanya pada saat aku akan berangkat sekolah dan berpamitan kepada mereka. Hari ini pembagian nilai ujianku, alhamdulilah nilaiku 98,aku senang sekali pasti ayah ibuku juga senang.Mungkin inilah waktuku untuk mendapatkan sedikit perhatian dari mereka. Aku menanti Ayah dan Ibu pulang bekerja,ini kejutan buat mereka, pasti mereka bangga padaku. Berjam-jam ku tunggu didepan pintu, melihat dari jendela rumahku, hah akhirnya mereka pulang, aku sudah siapkan nilai ini untuk mereka, pintu pun dibuka perlahan oleh orang tuaku, mereka datang . Ayah,Ibu tadi ada pembagian nilai, aku mendapat skor 98 bagus kan ayah bagus kan ibu, bukan pujian yang aku terima, namun sebalikanya mereka memarahiku,aku dianggap tidak pintar,"nilai 98 saja kau sudah bangga,ini masih tidak ada apa-apanya" ujar ayahku. Sampai hati ayahku berbicara seperti itu, aku tidak dihargai sama sekali. Namun aku lega karena ibuku masih menanggapiku dengan senyuman manisnya. Sedih rasanya mendengar ayahku berbicara seperti itu,namun aku yakin ia pasti tetap menyayangiku, berarti aku harus mendapatkan nilai lebih dari sebelumnya.

Keesokan harinya aku ingin sekali bermain bersama mereka, aku ingin bertamasya ke taman.
Aku rindu kasih sayang ayah dan ibuku, sampai suatu ketika aku bertanya kepada ayahku,ayah dalam 1 bulan ayah bekerja mendapatkan berapa rupiah dari kantor ayah, ayahku menjawab " Kenapa kamu bertanya seperti itu nak?", " berapa ayah?" tanyaku . "Baiklah ayah akan memberi tahumu, ayah bekerja dalam waktu satu bulan mendapatankan upah Rp 3.000.000, memang ada apa ?" . "Kalau perhari berarti berapa yah,terus kalau perjamnya juga berapa yah?" tanyaku lagi. "Ya kalau sebulan saja Rp 3.000.000 dibagi 30 hari sehari ayah mendapat Rp 100.000, dan ayah bekerja sekitar  6 jam, berarti ayah mendapatkan Rp 6.000,- per jam". ujarnya kesal.
" Yah aku memiliki uang tabungan sebesar Rp 6.000,- aku minta waktu 1 jam saja dari ayah, nanti aku membayar sebesar Rp 6.000,- itu ke ayah, mau kan yah?" mintaku lirih.

Selang beberapa saat ayahku meneteskan air mata, ia meminta maaf kepadaku, karena ia tidak pernah punya waktu untukku. Ayah terima kasih sudah mengabulkan permintaanku, terima kasih tuhan kau telah mengetuk pintu hati ayahku.

Ayah Bunda Aku Mencintaimu








                                                                                                                              

Jumat, 18 Januari 2013

Kardus Bekas Dapat Menjadi Sebuah Kreasi


Kerajinan kardus bekas
Banyak sekali pemanfaatan kardus bekas , sebagai contohnya kardus bekas dapat di buat menjadi bentuk segala rupa. Baik yang simple sampai yang rumit. Misalnya , kartu ucapan, hiasan rumah, hingga robot-robotan.
Berikut ini adalah macam macam jenis kreasi kardus bekas yang mungkin bisa menjadi inspirasi untuk cara membuat kreasi kardus bekas :

kreasi kardus bekas
kreasi kardus bekas
kreasi kardus bekas
kerajinan kardus bekas
kreasi kardus bekas
kerajinan kardus bekas
kreasi kardus bekas
kreasi kardus bekas

Sumber : 

http://cara-membuat.org/kreasi-kardus-bekas#.UPlbNKCWklg

Tugas Bahasa Indonesia 4


Tema   : Pajak
Judul  : Perhitungan PPh pasal 21

BAB I Pendahuluan
1.1        Latar Belakang
1.2        Batasan Masalah
1.3        Tujuan Penulisan
1.4        Sistematika Penulisan

BAB II Tinjauan Pustaka
2.1       Pengertian Pajak Penghasilan
2.2       Pengertian PPh pasal 21
2.3       Subjek dan Objek PPh pasal 21
2.4       Tarif PPh pasal 21

BAB III Pembahasan
3.1       Contoh Perhitungan PPh pasal 21

BAB IV Penutup

Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Setiap masyarakat yang hidup di suatu negara memiliki potensi untuk menjadi wajib pajak.
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yang diterima oleh masyarakat itu sendiri.
Dan pemerintah sudah pasti mencanangkan beberapa undang-undang dalam perpajakan, pajak penghasilan ini dimaksudkan untuk kepentingan masyarakat dan negara,selain itu pemerintah juga mengatur pajak penghasilan dalam PPh pasal 21.

1.2        Batasan Masalah
Penulis memfokuskan dalam karya ilmiah ini hanya menjelaskan  tentang  Subjek dan Objek PPh pasal 21 , Tarif PPh pasal 21 serta cara perhitungan pajaknya.
1.2         Tujuan Penulisan
Menjawab permasalahan diatas,maka tujuan penulisan ini :
1.      Membahas apa itu Pph pasal 21
2.      Memberikan penjelasan Subjek dan Objek Pph 21
3.      Menghitung PPh pasal 21
1.4        Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah yang ada, maka penulisan ini memberikan IV bab :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang,batasan masalah,tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas  mengenai PPh pasal 21 , meliputi pengertian PPh pasal 21 , Subjek dan Objek PPh 21 dan Tarif PPh 21.
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini penulis memberikan beberapa contoh perhitungan PPh pasal 21
BAB IV : PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan penulisan ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pengertian Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat.
2.2    Pengertian PPh pasal 21
Pph 21 adalah pajak terutang atas penghasilan yang menjadi kewajiban bagi wajib pajak.
2.3    Subjek dan Objek PPh pasal 21
Subjek dari PPh pasal 22 adalah Wajib Pajak Dalam negeri (WPDN) yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,yang meliputi :
1.      Orang Pribadi
2.      Warisan
3.      Badan
4.      Bentuk Usaha Tetap
Objek dari PPh pasal 21 adalah gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan.
2.4    Tarif PPh pasal 21
A. Dalam Penghitungan Pajak yang harus dipotong / dipungut menggunakan tarif (perubahan th 2009)  :
1.      Tarif Progesif
Adalah tarif pajak yang prosentasenya semakin besar apabila penghasilannya juga semakin besar sesuai dengan undang-undang Nomor 17 Th 2000
a.       Untuk wajib pajak perorangan
Lapisan pengenaan pajak                                                             Tarif

Sampai dengan Rp 25.000.000    ,-                                              5%
Diatas Rp 25.000.000,- s/d Rp 50.000.000,-                               10%
Diatas Rp 50.000.000,- s/d Rp 100.000.000,-                             15%
Diatas Rp 100.000.000,- s/d Rp 200.000.000,-                           25%
Diatas Rp 200.000.000,-                                                              30%

b.      Untuk wajib badan

Lapisan Pengenaan Pajak                                                             Tarif
Sampai dengan Rp 50.000.000    ,-                                              10%
Diatas Rp 50.000.000,- s/d Rp 100.000.000,-                             15%
Diatas  Rp 100.000.000,-                                                             30%

2.      Tarif Efektif
Tarif Pasal 17 x Perkiraan Penghasilan yang ditetapkan Dirjen Pajak

B. Penghasilan Tidak Kena Pajak
       Merupakan penguran penghasilan netto yang hanya diberikan kepada WPOP
      
       NO           Jenis Penghasilan Tidak Kena Pajak                  Setahun                    Sebulan
       1               Untuk wajib pajak sendiri                                  Rp 15.840.000,-       Rp 1.320.000,-
       2               Tambahan untuk wajib pajak istri                      Rp   1.320.000,-       Rp    110.000,-
       3               Tambahan untuk istri yang berpenghasilan   Rp 15.840.000,-            Rp 1.320.000,-
                        digabung dengan suami         
       4               Tambahan untuk setiap anggota keluarga    Rp    1.320.000,-            Rp 1.320.000,-
                        sedarah,semendadalam garis keturunan
                        vertikal, dan tanggungan sepenuhnya
                        paling banyak 3 orang            


BAB III
PEMBAHASAN
3.1    Contoh Perhitungan PPh pasal 22
Contoh 1.
Ibnu Zabila adalah seorang karyawan yang bekerja pada perusahaan PT.Matahari Abadi dengan memperoleh gaji sebulan sebesar Rp.5.000.000,-, membayar iuran pensiun sebesar Rp.100.000,-. Ibnu Zabila berstatus telah menikah tetapi belum mempunyai Anak. Dia juga telah mempunyai NPWP. (jika tidak memiliki NPWP Anda akan dikenakan 20% lebih besar dari tarif biasa)

Cara perhitungannya sebagai berikut :

a. Contoh OP yang telah memiliki NPWP.

Gaji sebulan


Rp.5.000.000,-

Pengurangan:
-Biaya Jabatan:
5% x Rp.5.000.000,-
-Iuran Pensiun:


Rp.250.000,-

Rp.100.000,-





Rp. 350.000,-
--------------

Penghasilan neto sebulan


Rp.4.650.000,-

Penghasilan neto setahun
12xRp.4.650.000,-


Rp.55.800.000,-

PTKP setahun:
-untuk WP sendiri
-tambahan WP kawin:


Rp.15.840.000,-
Rp. 1.320.000,-




Rp.17.160.000,-
---------------

Penghasilan Kena Pajak setahun


Rp.38.640.000,-

PPh Pasal 21 terutang:
5% x Rp.38.640.000,-


Rp.1.932.000,-


PPh Pasal 21 sebulan:
Rp.1.932.000,- : 12


Rp.161.000,-



b. Contoh OP yang tidak memiliki NPWP.

Gaji sebulan


Rp.5.000.000,-

Pengurangan:
-Biaya Jabatan:
5% x Rp.5.000.000,-
-Iuran Pensiun:


Rp.250.000,-

Rp.100.000,-





Rp. 350.000,-
--------------

Penghasilan neto sebulan


Rp.4.650.000,-

Penghasilan neto setahun
12xRp.4.650.000,-


Rp.55.800.000,-

PTKP setahun:
-untuk WP sendiri
-tambahan WP kawin:


Rp.15.840.000,-
Rp. 1.320.000,-




Rp.17.160.000,-
---------------

Penghasilan Kena Pajak setahun


Rp.38.640.000,-

PPh Pasal 21 terutang:
5% x 120% x Rp.38.640.000,-


Rp.2.318.400,-


PPh Pasal 21 sebulan:
Rp.2.318.400,- : 12


Rp.193.200,-



BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Pajak ini dikenakan untuk kepentingan masyarakat umum.
            Untuk meringankan pajak yang ditangguh,seharusnya wajib pajak menggunakan NPWP agar pajak yang dipungut  tidak terlalu besar (kecil).



DAFTAR PUSTAKA